Rabu, 22 Desember 2010

Miom (Tumor Rahim)


Sedikit kaum hawa di negeri ini yang memahami perbedaan antara penyakit kista dan miom. Memang, kedua penyakit ini sama-sama semacam tumor yang menyerang organ reproduksi perempuan. Pada tingkat tertentu, kista dan miom bersifat jinak.

Hanya saja, keduanya memiliki perbedaan yang cukup mendasar. Yang pertama adalah lokasi tempat tumbuhnya kista dan miom. Lokasi pertumbuhan kista berada pada indung telur (ovarium). Dus, penyakit ini kerap disebut dengan istilah kista ovarium.

Sedangkan miom tumbuh pada otot rahim kaum perempuan. "Berbeda dengan kista yang tumbuh di luar rahim. Di sini letak perbedaannya," kata Martin Walean, Dokter Kandungan RS Permata Bunda.

Pertumbuhan miom atau istilah medisnya mioma uteri, dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain status hormonal. Hormon mempunyai peran yang sangat penting pada aktivitas rahim, khususnya hormon estrogen.

Hormon estrogen dapat merangsang pertumbuhan tumor yang satu ini. Sebab, pada jaringan miom memiliki jumlah reseptor estrogen yang lebih tinggi dari jaringan otot kandungan. Sehingga, kerap tumbuh lebih cepat pada masa usia reproduksi, terutama pada masa kehamilan.

Yang membuat miom berbahaya adalah karena is dapat tumbuh lebih dari satu lokasi di dalam rahim, dengan berat dan ukuran bervariasi. "Ini menyebabkan gangguan pada rahim," ujar Mulyadi Tedjaprana, Direktur Klinik Medizone.

Perbedaan kedua adalah wujudnya. Bila kista ovarium berbentuk kantong yang berisikan cairan, maka miom berbentuk padat.

Menurut Boyke Dian Nugraha, ahli kandungan dari Klinik Pasutri Tebet, Jakarta, untuk bisa membedakan kista dan miom dapat dilakukan melalui pemeriksaan ultra sonografi (USG) empat dimensi. "Karena cukup sulit membedakan keduanya dengan pemeriksaan konvensional," katanya.

Boyke menambahkan, saat ukuran kista dan miom mulai membesar, diperlukan penanganan khusus, misalnya tindakan pengangkatan laparoskopi dan laparatomy. "Tindakan ini hanya disarankan kepada wanita, yang ukuran kista atau miomnya di atas 5 centimeter," ungkap Boyke.

Meski belum diketahui penyebab munculnya kista maupun miom, Mulyadi Tedjapranata, Direktur Klinik Medizone bilang, bahwa kedua tumor jinak itu dapat dihindari dengan penerapan pola hidup yang sehat dan berkualitas.

Untuk menghindari kedua penyakit itu, saran Boyke, ada baiknya kaum wanita mengurangi asupan makanan yang dapat memicu produksi hormon estrogen, seperti tahu dan tempe, atau kacang kedelai. "Itu bisa merangsang timbulnya miom," tandas Boyke.

Pola hidup sehat lainnya, timpal Mulyadi, mengurangi konsumsi makanan berlemak dan sering mengonsumsi makanan kaya serat. Selain itu, hindari pemberian zat tambahan pada makanan. Yang paling penting adalah rutin berolahraga. "Kebiasaan rokok dan alkohol jelas harus dihentikan. Kalau bisa, juga hindari stres," tegas Mulyadi.

Meski hanya 0,1% dari total kasus tumor jinak ini yang berkembang menjadi kanker ganas, menurut Martin, bukan tidak mungkin, ke depannya akan makin banyak perempuan yang mengidap kista atau miom. "Jika tidak dicegah sedari dini, kista dapat tumbuh jadi kanker ovarium mematikan," kata dia.

Saat ini, menurut Martin, kanker ovarium merupakan penyebab kematian utama pada kasus penyakit ginekologi di Amerika Serikat. Di negeri Paman Sam itu, kanker ovarium merupakan penyakit kelima yang menyebabkan kematian perempuan setelah kanker paru-paru, kolorektal, payudara, dan pankreas.

Catatan saja, di AS, sebelum tahun 1998, kasus kanker ovarium pada perempuan berusia di bawah 50 tahun mencapai 5,3 per 100.000 kasus. Angka ini terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 1998 tercatat merudi 41,4 per 100.000 kasus yang menimpa perempuan di atas 50 tahun. (BanjarmasinPost)

Kanker Serviks


Kanker serviks adalah salah satu penyakit kanker yang sering terjadi pada kaum wanita. Di Indonesia setiap satu jam satu wanita meninggal dunia karena kanker serviks atau kanker leher rahim. Dr Pimpin Tanadi mengungkapkan hal itu ketika tampil pada seminar tentang kanker serviks, Sabtu (27/11) di Baktisala Jalan Selam Medan.

Kegiatan yang diikuti seluruh guru dan kepala sekolah itu, digelar Perguruan Buddhis Boddhicitta bekerjasama dengan salah satu perusahaan farmasi itu dalam rangka memperingati 10 tahun berdirinya Perguruan Buddhis Boddhicitta.

Pimpin Tanadi menjelaskan berdasarkan fakta yang ada menunjukkan jutaan wanita di dunia terinfeksi HPV atau human papilloma virus, penyebab kanker serviks. Kanker serviks ini katanya, bisa dicegah dan disembuhkan asalkan penyakit tersebut diketahui pada sejak dini, sehingga deteksi dini merupakan hal yang sangat penting.

Diakuinya pada stadium dini, penyakit itu tidak tampak dan pada stadium lanjut penderita kanker serviks dapat melihat gejala seperti terjadinya perdarahan setelah melakukan hubungan seksual, munculnya keputihan, pendarahan setelah menopause, keluar cairan kekuningan berbau yang bercampur dengan darah.

Memahami

Pencegahan terbaik dari kanker serviks adalah kombinasi dalam melakukan vaksinasi HPV dan pemeriksaan Pap Smear. Vaksinasi HPV merupakan cara pencegahan primer, sedangkan untuk Pap Smear adalah pencegahan sekunder pada kanker serviks.

Sementara itu , Chairuddin Kuslan, SE MPd mewakili Yayasan, mengatakan acara seminar ini diharapkan para guru di Boddhicita dapat memahami bahaya kanker serviks sekaligus meningkatkan kewaspadaan kaum perempuan akan bahaya kanker serviks.

Kepala Sekolah SMA Buddhis Bodhicitta, Rudiyanto menambahkan kegiatan seminar merupakan program lanjutan pemeriksaaan kesehatan YP Buddhis Boddhicitta dengan Pesamuhan Boddhicitta Mandala Indonesia yang telah kita gelar beberapa waktu lalu.

Melalui seminar tersebut, jelas Rudiyanto, perempuan dapat melakukan antisipasi atau pencegahan diri sendiri maupun anggota keluarga lainnya.

Turut memberikan kata sambutan Ketua Panitia Pemeriksaan Kesehatan, Drs Alfian Salim dan Kacabdis Pendidikan Medan Denai, Siti Rapiah Pane SPd. (twh)(harian Analisa)

Kista


Kista adalah tumor jinak di organ reproduksi perempuan yang paling sering ditemui. Bentuknya kistik, berisi cairan kental, dan ada pula yang berbentuk anggur. Kista juga ada yang berisi udara, cairan, nanah, ataupun bahan-bahan lainnya.

Kista termasuk tumor jinak yang terbungkus selaput semacam jaringan. Kumpulan sel-sel tumor itu terpisah dengan jaringan normal di sekitarnya dan tidak dapat menyebar ke bagian tubuh lain. Itulah sebabnya tumor jinak relatif mudah diangkat dengan jalan pembedahan, dan tidak membahayakan kesehatan penderitanya.

Berdasarkan tingkat keganasannya, kista terbagi dua, yaitu non-neoplastik dan neoplastik. Kista non-neoplastik sifatnya jinak dan biasanya akan mengempis sendiri setelah 2 hingga 3 bulan. Sementara kista neoplastik umumnya harus dioperasi, namun hal itu pun tergantung pada ukuran dan sifatnya.

Selain pada ovarium kista juga dapat tumbuh di vagina dan di daerah vulva (bagian luar alat kelamin perempuan). Kista yang tumbuh di daerah vagina, antara lain inklusi, duktus gartner, endometriosis, dan adenosis. Sedangkan kista yang tumbuh di daerah vulva, antara lain pada kelenjar bartholini, kelenjar sebasea serta inklusi epidermal. (Wikipedia)

Gejala- Gejala Kista
Kista dapat memberikan berbagai keluhan seperti nyeri sewaktu haid, nyeri perut bagian bawah, sering merasa ingin buang air besar atau kecil, dan pada keadaan yang sudah lanjut dapat teraba benjolan pada daerah perut. Untuk jenis kista folikel, biasanya tidak memberikan rasa nyeri. Sehingga kebanyakan penderita tidak menyadarinya. Namun, jika kista pecah, misalnya saat berhubungan seksual, penderita akan merasa nyeri yang bertambah bila melakukan aktivitas fisik berat. Tidak seperti kista folikel, kista korpus luteum umumnya memberikan nyeri hanya pada satu sisi dari perut bagian bawah. Penderita juga mengalami perubahan pola haid, misalnya terlambat haid atau pendarahan diantara periode haid. Pendarahan vagina yang hebat dan tidak teratur jika berlangsung kronik dapat berakibat pada anemia. Nyeri perut yang timbul biasanya hebat dan dapat disertai mual dan muntah. Pembesaran perut juga sering terjadi pada beberapa jenis kista yang cenderung tumbuh makin besar.